A. Kurikulum 1975
- Alasan Pemberlakuan Kurikulum 1975
Hal ini dikarenakan kurikulum 1968/1969 dirasa perlu
untuk ditinjau kembali agar lebih sesuai dengan perkembangan dan perubahan
zaman dan masyarakat.
- Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum 1975
a. Pendekatan
yang berorientasi pada tujuan.
b. Dirumuskan
secara jelas dari tujuan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan
tujuan instruksional.
- Ciri-ciri
a. Menganut
pendekatan yang berorientasi pada tujuan
b. Menganut
pendekatan yang integratif.
c. Pendidikan
Moral Pancasila juga tidak hanya dibebankan kepada bidang pelajaran Pendidikan
Moral Pancasila dalam pencapaiannya, melainkan juga kepada bidang pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial dan Pendidikan Agama.
d. Menekankan
pada efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan dana, daya dan waktu yang
tersedia.
e. Menggunakan
tekhnik penyusunan program pengajaran PPSI.
f. Organisasi
pelajaran meliputi berbagai bidang studi.
g. Sistem
Evaluasi dilakukan penilaian pada setiap akhir satuan pembelajaran terkecil.
- Isi Kurikulum
Berbentuk bidang pengajaran atau bidang studi sebagai
pengganti mata pelajaran (IPA, IPS, kesenian, biologi, fisika, sejarah dll).
- Organisasi Kurikulum
a. Pola
penjenjangan menggunakan 6-3-3 (tahun).
b. SD
menggunakan sistem Caturwulan.
c. SMP
dan SMA menggunakan sistem Semester.
- Strategi Pelaksanaan Kurikulum
a. Cara
Penyampaian Pengajaran
Satuan pelajaran ini juga berbentuk satuan program
pengajaran yang lebih kecil, yaitu dengan menggunakan cara penyampaian
pengajaran dalam bentuk satuan pelajaran, yang berbeda dengan system modul.
b. Cara
Penilaian
Sistem penilaian pada kurikulum ini yaitu dengan penilaian
disetiap akhir catur wulan, serta dilakukan pula penilaian secara teratur pada
akhir setiap satuan program yang lebih kecil, dalam hal ini pada akhir setiap
satuan pelajaran.
- Hal-hal yang Berhubungan
a. PPSI
(Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional).
b. Pembelajaran
dengan modul.
c. Satuan
pembelajaran (unit lesson).
- Kurikulum 1984
- Alasan Pemberlakuan Kurikulum 1984
Mencermati laju pembanguna nasional yang pesat,
termasuk berdampak pada lahirnya ruang-ruang baru dalam pembangunan nasional,
maka diperlukan kurikulum baru yang direspons terhadap
permasalahan-permasalahan yang ada di dalam masyarakat.
- Pendekatan Pembelajaran Kurikulum 1984
Otoaktivitas
dengan CBSA.
a. Prakarsa
siswa dalam memberikan usul tanpa diminta.
b. Keterlibatan
mental dalam tugas/kegiatan.
c. Guru
sebagai fasilitator.
d. Belajar
dengam pengalaman langsung.
e. Variasi
bentuk dan alat pembelajaran.
- Ciri-ciri
a. Masuknya
beberapa mata pelajaran baru (PSPB).
b. Pendekatan
pembelajaran otoaktivitas, CBSA.
c. Sistem
kredit
- Muatan Lokal
Definisi
: Program Pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan
lingkungan alam, sosial, budaya, dan buatan serta kebutuhan daerah yang wajib
diikuti oleh siswa di daerah.
Sifat
: Memperluas tujuan pendidikan yang telah digariskan dalam pendidikan nasional.
- Syarat Mulok
a. Kekhasan
lingkungan
b. Menunjang
kepentingan nasional
c. Sesuai
minat, sikap, kemampuan peserta didik.
d. Didukung
oleh pemerintah daerah dan masyarakat.
e. Tersedianya
tenaga pelaksana dan sumber.
f. Dapat
dilaksanakan dan dikembangkan.
g. Selaras
dengan kemajuan dan inovasi pendidikan.
- Isi Kurikulum
a. Pendidikan
Umum (Agama, PMP, PSPB, Jasmani, KEsenian)
b. Pendidikan
Akademis (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Daerah, IPA, IPS,
Metematika)
c. Pendidikan
Keterampilan (pilihan: Jasa, PKK, Tekhnik, Pertanian, Kerajinan, Maritim)
Sumber referensi :
Sutopo,hidayat.1986.Penbinaan dan penggembagan
Kurikulum.Jakarta;Bima Aksara.
Moh.Yamin.2009.Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan.
Yogyakarta:Diva Press.
Saefudin,Udin.2008.Inovasi Pendidikan.Bandung:Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar