Perubahan kurikulum 2013 pada tahun 2016 memiliki pokok bagian penting yang harus rekan guru cermati pada tahun 2016 ini, Inilah hasil pelatihan kurikulum 2013 berbagai point perubahan kompetensi yang berubah.
Info pelatihan K-13:Ini adalah hasil pelatihan kepada guru sasaran kurikulum 2013:
- Nama kurikulum tidak berubah menjadi kurikulum nasional tp tetap Kurikulum 2013 Edisi revisi yang berlaku secara Nasional.
- Penilaian sikap KI 1 & KI 2 sdh ditiadakan di setiap mata pelajaran hanya agama dan ppkn namun Ki tetap dicantumkankan dlm penulisan RPP.
- Jika ada 2 nilai praktik dalam 1 kd, maka yg diambil adl nilai yg tertinggi. Penghitungan nilai keterampilan dalam 1 kd ditotal (praktik, produk, portofolio) dan diambil nilai rata2. untuk pengetahuan, bobot penilaian harian dan penilaian akhir semester itu sama.
- Pendekatan scientific 5M bukan lah satu2 nya metode saat mengajar dan apabila digunakan maka susunan nya tidak harus berurutan
- Silabus kurtilas edisi revisi lebih ramping hanya 3 kolom yaitu KD, materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran
- Perubahan terminologi ulangan harian menjadi penilaian harian, uas menjadi penilaian akhir semester utk semester 1 dan penilaian akhir tahun utk semester 2. Dan sudah tdk ada lagi uts langsung ke penilaian akhir semester.
- Dalam RPP, tidak perlu disebutkan nama metode pembelajaran yang digunakan dan materi dibuat dalam bentuk lampiran berikut dengan rubrik penilaian (jika ada).
- Skala penilaian menjadi 1-100. Penilaian sikap diberikan dalam bentuk predikat dan deskripsi.
- Remedial diberikan untuk yg kurang namun sebelumnya siswa diberikan pembelajaran ulang. Nilai Remed inial adalah nilai yg dicantumkan dalam hasil.
A. BUKU KERJA 1 :
- SKL, KI, dan KD
- Silabus
- RPP
- KKM
- Kode Etik Guru
- Ikrar Guru
- Tata Tertib Guru
- Pembiasaan Guru
- Kalender Pendidikan
- Alokasi Waktu
- Program Tahunan
- Program Semester
- Jurnal Agenda Guru
- Daftar Hadir
- Daftar Nilai
- Penilaian Akhlak/Kepr
- Analisis Hasil Ulgn
- Progpel Perb & Pengy
- Dafbuk Peg Guru/Sis
- Jadwal Mengajar
- Daya Serap Siswa
- Kumpulan Kisi soal
- Kumpulan Soal
- Analisis Butir Soal
- Perbaikan Soal
- Daftar Evaluasi Diri Kerja Guru
- Program Tindak Lanjut Kerja Guru
Tujuan penilaian di kelas diarahkan pada:
- Keeping-track (proses pembelajaran sesuai dengan rencana)
- Cheking-up (mencek kelemahan dalam proses pembelajaran)
- Finding-out (menemukan kelemahan & kesalahan dalam pembelajaran)
- Summing-up (menyimpulkan pencapaian kompetensi peserta didik)
- Sebagai alat meningkatkan motivasi
- Sebagai alat mewujudkan belajar tuntas
- Sebagai indikator efektivitas proses pembelajaran
- Sebagai unpan balik untuk memperbaiki & meningkatkan efektivitas proses pembelajaran
Fungsi formatif dan sumatif : untuk memantau kemajuan belajar, mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan, dan memantau hasil belajar.
Tujuan untuk:
Lingkup: - mengetahui tingkat penguasaan kompetensi;
- menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi;
- menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi; dan
- memperbaiki proses pembelajaran.
- sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur;
- objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;
- adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender;
- terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;
- terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;
- menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik;
- sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku;
- beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan; dan
- akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.Lingkup dan Instrumen Penilaian Hasil Belajar
- Lingkup Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan.
- Lingkup Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan mencakup aspek pengetahuan dan aspek keterampilan.
- Instrumen
- Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik menggunakan berbagai instrumen penilaian berupa tes, pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.
- Instrumen penilaian yang digunakan oleh Satuan Pendidikan dalam bentuk Penilaian Akhir dan/atau Ujian Sekolah/Madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa serta memiliki bukti validitas empirik.
- Mekanisme Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
- perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus;
- Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan pengukuran pencapaian satu atau lebih Kompetensi Dasar;
- Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan sebagai sumber informasi utama dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali kelas atau guru kelas;
- hasil penilaian pencapaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam bentuk predikat atau deskripsi;
- penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
- penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio, dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
- hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan oleh pendidik disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi; dan
- peserta didik yang belum mencapai KKM harus
- mengikuti pembelajaran remedi.
Mekanisme Penilaian Hasil Belajar
oleh Satuan Pendidikan
- menyusun perencanaan penilaian tingkat Satuan Pendidikan;
- KKM yang harus dicapai oleh peserta didik ditetapkan oleh Satuan Pendidikan;
- penilaian dilakukan dalam bentuk Penilaian Akhir dan Ujian Sekolah/Madrasah;
- Penilaian Akhir meliputi Penilaian Akhir semester dan Penilaian Akhir tahun;
- hasil penilaian sikap dilaporkan dalam bentuk predikat dan/atau deskripsi;
- hasil penilaian pengetahuan dan keterampilan dilaporkan dalam bentuk nilai, predikat dan deskripsi pencapaian kompetensi mata pelajaran;
- laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester, dan akhir tahun ditetapkan dalam rapat dewan guru berdasar hasil penilaian oleh pendidik dan hasil penilaian oleh Satuan Pendidikan; dan
- kenaikan kelas dan/atau kelulusan peserta didik ditetapkan melalui rapat dewan guru.
SKEMA
PENILAIAN SIKAP
SKEMA
PENGOLAHAN PENILAIAN SIKAP
SKEMA
DESKRIPSI PENILAIAN SIKAP
Discovery/Inquiry
Learning
Karakteristik pembelajaran: peserta
didik secara aktif menemukan ide dan mendapatkan makna
Komponen
KOMPONEN DAN REDAKSIONAL SILABUS
¨ Komponen silabus adalah sebagai berikut:
¡ Identitas : Nama Sekolah, Tema, Subtema/Mapel, Kelas, Tahun Pelajaran
¡ Komptensi Inti
¡ Kompetensi Dasar
¡ Indikator Hasil Belajar
¡ Materi Pembelajaran
¡ Kegiatan Pembelajaran
¡ Waktu tatap muka/alokasi waktu
¡ Character Building/Sikap
TEMA, BIDANG STUDI, TEMATIK STUDI
¨ Tema adalah materi
pembelajaran yang luas dan bebas, baik berupa tema lepas atau mengandung
aktivitas yang berkaitan dengan kemampuan atau kompetensi.
¡ Contoh tema lepas: Tanaman, Aku, Keluarga, Transportasi,
Rekreasi, Air, Ikan, Udara, dan lain-lain.
¡ Contoh tema kompetensi: Membaca, menulis, membuat topi
dari kertas Koran, membuat kopi, mewarnai obyek gambar, bercerita, dan
lain-lain.
¡ Biasanya tema dipakai pada jenjang pendidikan TK ke
bawah.
¡ Tema harus urut berdasarkan kebutuhan siswa, jenjang
kompetensi knowledge (tingkat kesukaran)
KOMPETENSI
DASAR
¨ Contoh kompetensi dasar:
¡ Tema: Hewan
ú Kemampuan mengetahui hewan yang dapat terbang
dan tidak dapat terbang.
¨ Bidang studi: Matematika
ú Kemampuan mengenal makna angka
ú Kemampuan memahami operasi hitung penjumlahan.
¨ Bidang studi: IPA
HASIL
BELAJAR
¨ Pernyataan minimal tentang hasil dan tujuan dari
kompetensi yang sudah ditentukan.
¨ Biasanya memakai kalimat pernyataan, dengan lebih fokus
pada dua hal, yaitu batasan materi dan kualitas hasil belajar.
¨ Diawali dengan frase “Siswa mampu …”
INDIKATOR
HASIL BELAJAR
¨ IHB memuat pernyataan-pernyataan yang merupakan
AKTIVITAS-AKTIVITAS yang berkaitan dengan bagaimana cara agar hasil belajar
tercapai.
¨ IHB berisi karakteristik, ciri-ciri, tanda-tanda,
perbuatan, atau respon yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan oleh siswa,
untuk menunjukkan bahwa siswa yang bersangkutan telah mencapai KD tertentu.
¨ IHB dikembangkan dari KD
INDIKATOR
HASIL BELAJAR
¨ Menggunakan kata kerja operasional dengan tingkat
berfikir menengah dan tinggi
¨ Tiap KD dijabarkan menjadi minimal 2 atau lebih indikator
¨ Indikator yang ada dalam dokumen kurikulum harus
dikembangkan kembali oleh guru yang dapat juga menjadi acuan/panduan/konstruk
bagi guru dalam membuat rubrik penilaian.
¨ Dibawah ini adalah redaksional IHB yang berkaitan dengan
KD
INDIKATOR
HASIL BELAJAR
- KD: Mengetahui,
IHB:
¡ Menunjuk
¡ Menyebutkan
¡ Memasangkan
¡ Mengurutkan
¡ Menjawab
pertanyaan pengetahuan, antara lain:
ú Siapa
ú Apa
ú Kapan
ú Di mana
INDIKATOR
HASIL BELAJAR
- KD: Memahami,
IHB:
¡ Mendefinisikan/menjelaskan
¡ Menjawab
pertanyaan
¡ menghitung
¡ Mencocokkan
¡ Menemukan/mencari/discover
¡ Mendengarkan
¡ Menentukan
ciri-ciri/identifikasi
¡ Meneliti/menyelidiki/riset
¡ Menentukan
letak/denah/bagian
¡ Mengamati/observasi
¡ Menceritakan
kembali
¡ Memberi
contoh
¡ Membandingkan
INDIKATOR
HASIL BELAJAR
- KD: Menerapkan, IHB:
¡ Melakukan/mempraktekkan
¡ Membuat
daftar/list
¡ Menyusun/membuat/construct
¡ Mengajarkan/presentasi/teach
¡ Menggambar/paint
¡ Membuat
bagan/sketch
¡ Memainkan/memerankan/manipulate
¡ Menginterview
¡ Melakukan
percobaan/experiment
¡ Melakukan
arsip/merekam/record
¡ Melaporkan/report
¡ Menciptakan
ide baru/stimulate
¡ Mendemonstrasikan
INDIKATOR
HASIL BELAJAR
- KD: Menganalisa,
IHB:
¡ Membuat
kategori
¡ Melakukan
klasifikasi
¡ Memisahkan
sesuatu dari sesuatu/separasi
¡ Menemukan
perbedaan mencolok/contrast
¡ Membandingkan/compare
¡ Melakukan
pembedahan/dissect
¡ Menyatakan
pendapat
¡ Melakukan
penelitian/survey
INDIKATOR
HASIL BELAJAR
- KD: Mengevaluasi/menilai,
IHB:
¡ Menilai/mengevaluasi
sesuatu/evaluate
¡ Mempertimbangkan,
mengkritik, mengadili/judge
¡ Melakukan
perdebatan dalam membahas sesuatu/debate.
¡ Melakukan
pembicaraan, perundingan menyelesaikan masalah/discuss.
¡ Membuat
evaluasi dengan proses pengeditan terhadap sesuatu/editorialize
¡ Memutuskan
solusi, aturan dan sistem/decide.
¡ Menganjurkan
atau merekomendasikan sesuatu/recommend
¡ Memilih
dari beberapa pilihan/choose.
INDIKATOR
HASIL BELAJAR
- KD: Membuat/menciptakan/Merancang,
IHB:
¡ Membuat
karya cipta baru/invent
¡ Menggabungkan
dua hal menjadi sebuah karya baru/combine
¡ Menyusun
atau menstrukturisasi beberapa hal menjadi karya baru/compose
¡ Membuat
pernyataan awal tentang solusi dari sesuatu masalah atau kondisi/hypothesize
¡ Membuat
ramalan/perkiraan tentang akibat dari sesuatu kondisi yang terjadi/predict
¡ Melakuan
penaksiran yang berkaitan dengan anggaran, langkah-langkah menciptaan sebuah
aktivitas atau karya/estimate.
¡ Membuat
produk yang mempunyai nilai guna dan nilai jual/produce.
¡ Mengkhayal
dan membayangkan hal-hal yang baru/imagine
¡ Membuat
karya tulis, baik formal maupun non formal/write
INDIKATOR
HASIL BELAJAR
¨ Contoh Hasil Belajar
¡ Bidang studi: Matematika
¡ KD: Kemampuan mengenal makna angka
¡ Indikator Hasil Belajar:
ú Siswa mampu menunjukkan jumlah benda sesuai
dengan angka yang disebutkan.
ú Siswa mampu menyebutkan angka sesuai dengan
jumlah yang disebutkan.
ú Siswa mampu menjawab soal pada buku … hal …
Materi Pembelajaran
¨ Diturunkan dari KD dan Indikator
¨ Biasanya berupa frase kata benda
Contoh :
IHB : Menjelaskan makna bilangan
cacah sampai dengan 99.
Materi : 1. Bilangan cacah sampai
99.
A. Definisi
§ Penilaian otentik (Authentic
Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara
signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan,
dan pengetahuan.
§ Istilah Assessment
merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi.
§ Istilah otentik
merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel.
§ Secara konseptual
penilaian otentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan
tes pilihan ganda terstandar sekali pun.
§ Ketika menerapkan
penilaian otentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik,
guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan,
aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.
B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013
§ Penilaian otentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan
ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.
§ Penilian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar
peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun
jejaring, dan lain-lain.
§ Penilaian otentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau
kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka
dalam pengaturan yang lebih otentik.
§ Penilaian otentik sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu
dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran
yang sesuai.
§ Penilaian otentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang
menggunakan standar tes berbasis norma, pilihan ganda, benar–salah,
menjodohkan, atau membuat jawaban singkat.
§ Tentu saja, pola
penilaian seperti ini tidak diantikan dalam proses pembelajaran, karena memang
lzim digunakan dan memperoleh legitimasi secara akademik.
§ Penilaian otentik dapat
dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerja sama dengan
peserta didik.
§ Dalam penilaian otentik,
seringkali pelibatan siswa sangat penting. Asumsinya, peserta didik dapat
melakukan aktivitas belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan
dinilai.
§ Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja
mereka sendiri dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang
tujuan pembelajaran serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi.
§ Pada penilaian otentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan
dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh
dari luar sekolah.
§ Penilaian otentik
mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi
dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar.
§ Karena penilaian itu
merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi
pemahaman tentang kriteria kinerja.
§ Dalam beberapa kasus,
peserta didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan harapan atas
tugas-tugas yang harus mereka lakukan.
§ Penilaian otentik
sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik, karena
berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar
tentang subjek.
§ Penilaian otentik harus
mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau
belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya,
dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan
sebagainya.
§ Atas dasar itu, guru
dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi
apa pula kegiatan remidial harus dilakukan.
C. Penilaian dan Pembelajaran
Autentik
§ Penilaian otentik mengharuskan pembelajaran yang otentik pula.
§ Menurut Ormiston, belajar otentik mencerminkan tugas dan pemecahan
masalah yang diperlukan dalam kenyataannya di luar sekolah.
§ Penilaian otentik terdiri dari berbagai teknik penilaian.
Pertama, pengukuran langsung keterampilan peserta
didik yang berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti
kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang
memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga,
analisis proses yang digunakan untuk menghasilkan respon peserta didik atas
perolehan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada.
§ Penilaian otentik akan bermakna bagi guru untuk menentukan
cara-cara terbaik agar semua siswa dapat mencapai hasil akhir, meski dengan
satuan waktu yang berbeda.
§ Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dicapai melalui
penyelesaian tugas di mana peserta didik telah memainkan peran aktif dan
kreatif.
§ Keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan tugas sangat
bermakna bagi perkembangan pribadi mereka.
§ Dalam pembelajaran otentik, peserta didik diminta mengumpulkan
informasi dengan pendekatan saintifik, memahahi aneka fenomena atau gejala dan
hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang
dipelajari dengan dunia nyata yang luar sekolah.
§ Guru dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang
terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari, memiliki
parameter waktu yang fleksibel, dan bertanggungjawab untuk tetap pada tugas.
§ Penilaian otentik pun mendorong peserta didik mengkonstruksi,
mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, dan
mengevaluasi informasi untuk kemudian mengubahnya menjadi pengetahuan baru.
§ Pada pembelajaran otentik, guru harus menjadi “guru otentik.”
Peran guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada penilaian.
Untuk bisa melaksanakan pembelajaran otentik, guru harus memenuhi kriteria
tertentu seperti disajikan berikut:
- Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta didik serta desain pembelajaran.
- Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumberdaya memadai bagi peserta didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan.
- Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru, dan mengasimilasikan pemahaman peserta didik.
- Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik dapat diperluas dengan menimba pengalaman dari dunia di luar tembok sekolah.
D. Jenis-jenis Penilaian Autentik
1.
Penilaian Kinerja
2.
Penilaian Proyek
3.
Penilaian Portofolio
4.
Penilaian Tertulis
Penilaian Kinerja
- Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Dalam tema akulturasi budaya Hindu Budha, peserta didik bisa diminta untuk membuat tulisan: Bentuk Budaya Hasil akulturasi Hindu Budha; Toleransi dalam Kehidupan
- Cara merekam hasil penilaian berbasis kinerja:
1. Daftar cek (checklist).
2. Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative
records).
3. Skala penilaian (rating
scale).
4. Memori atau ingatan (memory
approach).
2.
Penilaian Proyek
- Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Peserta didik secara kelompok atau perorangan dapat diminta untuk melakukan penelitian sederhana berkaitan dengan situs sejarah yang ada dilingkungan mereka, yang dikaitkan dengan peran masyarakat dalam pelestarian peninggalan sejarah
- Tiga hal yang perlu diperhatian guru dalam penilaian proyek:
- Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
- Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
- Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.
3. Portofolio
Penilaian
portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan
dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa
berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi
secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi
berdasarkan beberapa dimensi.
Misalnya,
hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, kliping, gambar
candi, foto situs sejarah atau peristiwa sejarah, lukisan sejarah, resensi buku/
literatur kesejarahan, laporan penelitian sejarah, dan lain-lain.
Penilaian
portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini.
- Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
- Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.
- Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
- Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
- Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
- Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.
- Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.
4.
Penilaian Tertulis
Tes
tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat,
memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis,
mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis
berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga mampu
menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
Penilaian Autentik K13:
Instrumen Penilaian Sikap dengan Teknik Observasi
Panduan Pendeskripsian Rapor Pengetahuan
Penilaian sikap dengan teknik observasi adalah salah satu metode
penilaian pembelajaran pada Kurikulum 2013. Seperti yang telah dibahas pada
penilaian autentik, penilaian sikap tidak berdiri sendiri, namun terintegrasi
dengan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini tentu saja mengakibatkan sikap
yang akan dinilai disesuaikan mengikuti tujuan pembelajaran, yang dalam hal ini
tentu terintegrasi dengan pengetahuan dan keterampilan.
Penilaian Sikap dengan Teknik
Observasi Kurikulum 2013
|
Teknik penilaian sikap dengan observasi dilakukan dengan
mengamati perilaku siswa dari awal hingga akhir pembelajaran.
Instrumen observasi menggunakan pedoman:
daftar cek (checklist), ataupun
- skala
penilaian (rating scale) yang disertai rubrik.
Daftar cek (checklist)
Daftar cek (checklist) digunakan untuk mengamati muncul atau
tidaknya perilaku siswa. Daftar cek berisi tabel yang
berupa Muncul atau Tidak Muncul. Contohnya adalah sebagai berikut.
Observasi
Sikap Spiritual
Nama
Peserta Didik : …………….
Kelas:
…………….
Tanggal
Pengamatan: …………….
Subtema:
…………….
|
Observasi
Sikap Jujur
Nama
Peserta Didik : …………….
Kelas:
…………….
Tanggal
Pengamatan: …………….
Subtema:
…………….
|
Observasi dengan daftar cek (checklist) ini memiliki kelemahan
berupa sedikitnya variasi jika dikonversikan ke dalam bentuk angka-angka.
Observasi dengan tipe ini jarang digunakan .
Skala Penilaian (Rating Scale)
Skala Penilaian (rating scale) menggunakan rentang skala hasil
pengamatan yang berupa
selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah
sangat baik, baik, cukup, kurang
Rentang pengamatan di atas tentu akan rancu kalau tidak disertai
penjelasan bukan? Sikap dengan skala “selalu”, “sering”, “kadang-kadang”,
ataupun “tidak pernah” tentunya perlu indikator yang menjelaskannya. Seperti
apa sih siswa yang disebut sering melakukan sesuatu itu? Seberapa apa sih siswa
yang disebut kadang-kadang melakukan sesuatu itu? Tentunya ini memerlukan
indikator. Nah, Indikator itu pada penilaian kurikulum 2013 diberi nama RUBRIK.
Rubrik merupakan petunjuk bagi penilaian skala ataupun daftar cek.
Untuk dapat mengolah data hasil penilaian tentunya diperlukan
angka-angka bukan? Nah, data dari skala penilaian tadi diolah menjadi
angka-angka dengan menggunakan petunjuk penskoran. Kurikulum 2013 menggunakan
sistem penskoran dengan rentang 1 – 4, bukan seperti selama ini yang
menggunakan rentang 1 – 10. Untuk lebih jelasnya mari kita simak contoh
observasi dengan skala penilaian berikut ini.
Petujuk:
Lembaran
ini diisi oleh guru. Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai dengan
sikap spiritual siswa, dengan kriteria sebagai berikut:
4
= SELALU, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3
= SERING, apabila sering melalkukan sesuai pernyataan, dan kadang-kadang
tidak melakukannya
2
= KADANG-KADANG, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1
= TIDAK PERNAH, apabila tidak pernah melakukan
Observasi
Sikap Spiritual
Nama
Peserta Didik : …………….
Kelas:
…………….
Tanggal
Pengamatan: …………….
Subtema:
…………….
|
Petujuk:
Lembaran
ini diisi oleh guru. Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai dengan
sikap sosial siswa, dengan kriteria sebagai berikut:
4
= SELALU, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3
= SERING, apabila sering melalkukan sesuai pernyataan, dan kadang-kadang
tidak melakukannya
2
= KADANG-KADANG, apabila kadang-kadang
melakukan dan sering tidak melakukan
1
= TIDAK PERNAH, apabila tidak pernah melakukan
Observasi
Sikap Jujur
Nama
Peserta Didik : …………….
Kelas:
…………….
Tanggal
Pengamatan: …………….
Subtema:
…………….
|
Format di atas adalah untuk per individu siswa. Kalau ingin
dibuat secara secara klasikal bagaimana format penilaiannya? Format penilaian siswanya adalah
seperti berikut ini:
Observasi
Sikap Spiritual
Kelas:
…………….
Tanggal
Pengamatan : …………….
Subtema
: …………….
*Keterangan:
Poin-poin
aspek yang diamati adalah
1.
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
2.
Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
3.
Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi
4.
Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan saat
melihat kebesaran Tuhan
5.
Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu pengetahuan
Skor
menggunakan rentang 1 – 4.
|
Pranala luar yang membahas penilaian adalah wikipedia. Silahkan
Bapak dan Ibu jelajahi link ini:
https://id.wikipedia.org.
Demikianlah bahasan
tentang instrumen penilaian sikap dengan teknik observasi pada penilaian
autentik kurikulum 2013. Semoga bisa membantu.