Untuk menyegarkan (refreshing), siswa diajak jalan-jalan keluar kelas, misalkan ke halaman dengan mengamati fenomena sosial dan mendiskusikannya bersama. Lebih efektif lagi, siswa diajak ke perpustakaan yang lebih lengkap koleksi bukunya, korannya, dan majalahnya. Misalnya, perpustakaan pemerintah daerah, perpustakaan kampus, dan perpustakaan nasional dan lain sebagainya.
Dengan pembelajaran seperti ini, siswa menjadi sadar bahwa ilmu yang selama ini mereka masih memiliki masih sangat sedikit. Diluar sana ada jutaan pengetahuan yang belum dipelajari. Hal ini semakin menantang mereka untuk belajar lebih serius, semangat, dan menantang.
Mereka akan memasuki lorong-lorong ilmu pengetahuan baru yang belum pernah dijamahnya sama sekali. Mereka akan menemukan mutiara pengetahuan yang dahsyat, yang tidak terbayangkan sebelumnya. Mereka semakin ketagihan terhadap emas dan intan pengetahuan tersebut. Nafsu untuk mencapai pengetahuan pun semakin menggebu-gebu. Di sinilah mereka akan menentukan dan merasakan kenikmatan pengetahuan melebihi segala sesuatu yang ada.
Dengan belajar di luar kelas ini, siswa bisa menyatu dengan lingkungan dan budaya yang berkembang, tidak teralinasi, sehingga mereka mudah beradaptasi dan melakukan transformasi kultural secara terhadap dan fungsional dalam kehidupan bermasyarakat di kemudian hari.
Belajar-mengajar di luar kelas memiliki beberapa arti penting, diantaranya :
- Anak didik akan dapat beradaptasi dengan lingkungan, alam sekitar, serta dengan kehidupan masyarakat.
- Anak didik dapat mengetahui pentingnya keterampilan hidup dan pengalaman hidup di lingkungan dan alam sekitar.
- Anak didik dapat memiliki apresiasi terhadap lingkungan sekitar.
Secara umum, tujuan pendidikan yang ingin dicapai melalui aktivitas belajar kelas atau di luar lingkungan sekolah ialah sebagai berikut :
- Mmengembangkan bakat dan kreativitas mereka seluas-luasnya di alam terbuka.
- Memberikan konteks dalam proses pengenalan berkehidupan sosial dalam kenyataan di lapangan
- Menunjang keterampilan dan keterkaitan anak didik
- Menciptakan kesadaran dan pemahaman anak didik cara menghargai alam dan lingkungan
- Mengenalkan berbagai kegiatan diluar kelas yang dapat membuat pembelajaran lebih kreatif
- Memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan dan komunitas sekitar untuk pendidikan.
Konsep kegitan belajar- mengajar di luar kelas
Kegiatan belajar-mengajar diluar kelas tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Pengajaran harus tetap memiliki konsep kegiatan yang jelas, sehingga dapat menjadi acuan utama bagi seorang guru yang mengajar anak diluar kelass. Setidaknya perlu memuat enam konsep utama yaitu :
1) Konsep proses belajar
Makna dari konssep proses belajar adalah bahwa kegiata belajar-mengajar diluar kelas didasarkan pada proses belajar interdisiliner melalui satu seri aktivitas yang dirancang untuk dilakukan diluar kelas.
2) Konsep aktivitas luar kelas
Konsep ini memberikan banyak kesempatan bagi anak untuk memperoleh dan menguasai beragam bentuk keterampilan dasar, sikap, serta apresiasi terhadap berbagai hal yang ada di alam dan kehidupan sosial, seperti berkemah dan outbond.
3) Konsep lingkungan
Konsep lingkungan merujuk pada eksplorasi ekologi sebagai andalan makhluk hidup yang saling bergantung antara satu dengan yang lainnya. Dari konsep inilah, anak dapat memahami arti penting lingkungan hidup.
4) Konsep penelitian
Konsep inilah yang sangat membedakan antara belajar didalam kelas dan belajar diluar kelas. Penekanan dalam konsep ini adalah agar seorang guru dapat memunculkan nalar penelitian (reseach) dalam kegiatan belajarnya diluar kelas.
5) Konsep eksperimentasi
Melalui eksperimen, anak dapat menemukan indikasi konkrit bahwa segala yang mereka dapat diluar sekolah sesuai dengan yang mereka pahami di dalam buku.
6) Konsep kekeluargaan
Kegiatan belajar-mengajar diluar kelas harus dilaksanakan secara kekeluargaan. Hubungan anak dan guru mesti berjalan secara kekeluargaan, tidak seperti waktu di dalam kelas yang cenderung lebih baku.
Perbandingan antara kegiatan belajar-mengajar diluar kelas dan di dalam kelas
1. Mendorong motivasi belajar
- Belajar-mengajar di luar kelas dapat mendorong motivasi belajar kepada anak didik
- Belaja-mengajar di dalam kelas lebih kaku sehingga motivasi anak didik dalam belajar kurang
2. Susana belajar yang menyenangkan
- Belajar-mengajar di luar kelas memudahkan guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi anak didik
- Belajar-mengajar di dalam kelass lebih sulit bagi guru untuk menciptakan suasana yang menyenangkan karena terbatasnya prasarana di dalam kelas.
3. Mengasah aktifitas fisik dan kreatif
- Belajar-mengajar di luar kelas dapat melibatkan semua pancaindera dalam pembelajaran.
- Belajar-mengajar di dalam kelas terbatas hanya pada menerima secara kognitif saja.
4. Penggunaan Media Pembelajaran yang Konkret
- Belajar-mengajar di luar kelas banyak media yang dapat digunakan, misalnya: binatang, tumbuhan, tempat ibadah, halaman sekolah, toko, mainan di luar.
- Belajar-mengajar di dalam kelas sedikit media yang dapat memberikan pengaruh terhadap pengembangan kecerdasan anak didik.
5. Mendekatkan Hubungan Emosional antara Guru dan Siswa
- Belajar-mengajar di luar kelas dilakukan secara kultural, meskipun tetap formal, menghilangkan egoisme guru terhadap anak didik.
- Belajar-mengajar di dalam kelas lebih menonjolkan perbadaan antara guru dan anak didik, guru lebih aktif sedangkan anak didik cenderung lebih pasif.
6. Mengarahkan sikap kea rah lingkungan yang lebih baik
- Belajar-mengajar di luar kelas memberikan peluang kepada anak didik untuk mengembangkan pengetahuan cinta lingkungan dan mengarahkan sikap kearah lingkungan yang lebih baik.
- Belajar-mengajar di dalam kelas sedikit peluang untuk langsung mengarahkan siswa mencintai lingkungan, kecuali sekedar penjelasan teoritis.
7. Meaningful Learning
- Belajar-mengajar di luar kelas lebih meningkatkan aktivitas anak dengan memungkinkannya menggunakan beragam cara, seperti mengamati, bereksperimen.
- Belajar-mengajar di dalam kelas interaksi keduanya berjalan lebih kaku, tidak berjalan secara kultural sebagaimana di luar kelas
Langkah, kelebihan dan kekurangan pembelajaran diluar kelas.
Dalam Abdurrahman (1995:11-18), langkah-langkah dan peranan yang perlu dilakukan guru dalam pelaksanaan pembelajaran di luar kelas (Outdoor Study) terdiri dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
Tahap Persiapan, meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
- Merumuskan tujuan pembelajaran
- Guru menyiapkan tempat dan media yang ada di luar lingkungan
- Guru mengajak siswa ke luar kelas
- Baik guru maupun siswa harus dalam keadaan nyaman, rileks dan tidak merasa terpaksa.
- Tahap Pelaksanaan, meliputi langkah sebagai berikut:
- Guru menginstruksikan kepada siswa untuk berjalan dengan rapi dan tertib untuk belajar di luar kelas
- Guru berdiri berhadapan dengan siswa berjarak kira-kira 1 meter Melaksanakan percakapan antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa
- Guru menjelaskan materi
- Siswa memperhatikan penjelasan guru di luar kelas
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
Tahap Evaluasi, meliputi langkah sebagai berikut:
- Tahap evaluasi merupakan kesempatan yang diberikan guru kepada siswa untuk memperlihatkan kemajuannya.
- Jika siswa tidak memberikan jawaban maka guru tidak mengatakan salah tetapi menyebutkan kata yang benar dan mengajak siswa untuk mengulangi kembali
Pembelajaran di luar kelas (Outdoor study)
Kelemahan Pembelajaran di Luar Kelas. Dalam proses PBM di perlukan suasana yang menyenangkan sehingga aspirasi anak terbangun. Pemanfaatan ruangan kelas dan pemberdayaan lingkungan sekitar merupakan rumah kedua, oleh karena itu sangat perlu dikelola dengan baik (Irawan, A. Dalam Ginting; 2005).
Adapun kelemahan pembelajaran di luar kelas antara lain:
- Siswa akan kurang konsentrasi.
- Pengelolaan siswa akan lebih sulit terkondisi.
- Waktu akan tersita (kurang tepat waktu).
- Penguatan konsep kadang terkontaminasi oleh siswa lain atau kelompok lain.
- Guru lebih intensif dalam membimbing
- Akan muncul minat yang semu.
- Dan adapun Manfaatnya pembelajaran di luar kelas antara lain:
- Pikiran lebih jernih
- Pembelajaran akan terasa menyenangkan
- Pembelajaran lebih variatif
- Belajar lebih rekreatif
- Belajar lebih riil
- Anak lebih mengenal pada dunia nyata dan luas
- Tertanam image bahwa dunia sebagai kelas
- Wahana belajar akan lebih luas
- Kerja otak lebih rilexs
Tidak ada komentar:
Posting Komentar